Indonesia adalah negara yang memiliki jutaan budaya yang tersebar di seluruh daerah. Budaya-budaya tersebut bagaikan warna yang membuat Indonesia menjadi semakin menarik. Banyak orang yang mengunjungi setiap daerah dan memilih penginapan untuk menikmati liburan. Setiap suku pun memiliki tradisi-tradisi yang berbeda-beda. Tradisi itu menjadi identitas yang dimiliki oleh warga yang mendiami suku tertentu. Salah satunya adalah tradisi kematian dari suku Ngada Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Mengenal Suku Ngada, Bajawa
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang menyimpan sejuta pesona di Indonesia. Tidak hanya menyimpan informasi menarik mengenai Pulau Komodo, namun tradisi Suku pun dimiliki dan masih terjaga di provinsi yang satu ini, salah satunya adalah Suku Ngada. Suku Ngada berlokasi di kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Suku ini sangatlah terkenal bahkan penduduknya pun mencapai sejumlah 155.000 jiwa. Untuk memenuhi kehidupannya, masyarakat di suku ini memiliki berbagai macam mata pencaharian seperti berladang, bertani, hingga beternak hewan.
Setiap daerah atau suku pastinya memiliki rumah adat. Termasuk juga pada suku Ngada ini memiliki rumah adat yang disebut Sa’o Rumah-rumah di suku Ngada dapat terlihat tersusun mengelilingi sebuah lapangan. Lapangan tersebut yang dikelilingi oleh rumah-rumah di pinggirnya biasa digunakan melakukan upacara adat. Tepat di tengah-tengah lapangan tersebut terdapat panggung yang terbuat dari batu. Bangunan tersebut dibuat untuk melengkapi upacara adat yang dilakukan.
Asal Usul Nama Suku Ngada, Bajawa
Mengenal suku Ngada tak lengkap apabila tidak membahas asal usul namanya. Menurut penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, nama Ngada berasal dari klan yang menempati suku tersebut, yaitu Kepala Swapraja Ngadha pertama yang selanjutnya disebut sebagai “Nga’da” karena lebih mudah untuk diucapkan. Baru saat tahun 1907 dimana pada saat itu merupakan masa pemerintahan Kolonial Belanda, nama Ngada akhirnya digunakan sebagai nama Kabupaten di daerah tersebut.
Tradisi Kematian Suku Ngada, Bajawa
Masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat terkenal dengan adat istiadatnya yang sangat unik. Berbagai macam ritual tersedia di sini, mulai dari upacara yang berkaitan dengan kelahiran, upacara pradewasa, upacara dewasa, upacara kematian, dan masih banyak lagi. Setiap ritual tersebut tentunya memiliki maksud dan tujuan tertentu yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Salah satu tradisi yang terkenal adalah tradisi kematian yang ada di Suku Ngada, Bajawa. Masyarakat sekitar percaya bahwa orang yang telah meninggal, arwah orang tersebut akan berpindah ke alam lain. maka dari itu banyak warga yang rela membuat upacara besar untuk menghormati sang mayat. Selain itu ada juga sebuah tradisi untuk menyembelih berpuluh-puluh ekor kerbau dan sapi untuk upacara tersebut.
Baca Juga: 7 Oleh-Oleh Khas Labuan Bajo yang Wajib Anda Bawa Pulang
Berhubungan dengan kematian, masyarakat Bajawa mempercayai dua kekuatan, yaitu ’Dewa da Enga atau Nitu da Niu’. Dewa adalah kekuatan yang memberikan kehidupan hingga kematian. Kekuatan yang satu ini dianggap sebagai kekuatan yang baik. Sedangkan Itu adalah kekuatan yang mengambil arwah secara paksa. Oleh sebab kedua kekuatan yang saling berbeda itu, maka ada dua jenis kematian yang dipercaya oleh masyarakat Bajawa.
Jenis kematian yang pertama adalah Mata Ade. Jenis kematian ini merupakan kematian yang wajar atau karena penyakit medis. Untuk itu dalam penguburan mayat ada beberapa tahapan, yang pertama yaitu Roko. Pada tahap pertama ini mayat akan dimandikan serta diberikan pakaian. Tahapan yang kedua yaitu Basa Peti. Tahap ini merupakan proses untuk membuat peti mati. Setelah selesai membuat peti mati, maka selanjutnya adalah menggali kubur atau disebut juga koe gemo.
Apabila sudah dipersiapkan lubang kubur, maka barulah melaksanakan proses gai boko. Proses ini adalah serangkaian acara melepas kepergian jenazah. Untuk membawa jenazah tersebut menggunakan keranda mayat. Ada berbagai harga keranda mayat yang berbeda-beda yang bisa dipakai. Setelah selesai menguburkan jenazah, biasanya para warga sekitar akan menghibur keluarga yang ditinggalkan selama tiga malam. Prosesi ini disebut pa’i. Dan yang terakhir adalah Ngeku (kenduri) dengan melakukan penyembelihan beberapa macam hewan.
Jenis kematian yang kedua adalah Mata Golo. Jenis kematian yang satu ini merupakan kematian yang tidak wajar. Biasanya orang yang termasuk mata golo meninggal dengan cara bunuh diri ataupun dibunuh. Jenazah yang meninggal tidak diperkenankan untuk masuk ke rumah. Untuk mengebumikannya pun melalui upacara adat yang berbede dibandingkan dengan jenis kematian yang sebelumnya.
Tahap pertama untuk mengurusi jenazah adalah melaksanakan upacara Pai api. Upacara ini merupakan kegiatan untuk menjaga mayat yang dilakukan di halaman rumah. Selain itu juga dilaksanakan upacara tau tibo, dimana pada upacara ini dilakukan pencarian mengenai penyebab kematian jenazah.
Selanjutnya setelah dilakukan upacara tau tibo, baru dilakukan prosesi pembersihan jenazah atau disebut keo rado. Setelah jenazah dimandikan, barulah melakukan upacara tane yaitu upacara penguburan jenazah. Tahap terakhir untuk upacara tersebut adalah membuang seluruh peralatan yang digunakan dalam upacara sebelumnya ke arah matahari tenggelam. Upacara ini disebut dengan e lau kora.
Setiap upacara tersebut akan terasa menyeramkan. Hal tersebut karena masyarakat sekitar percaya bahwa jenazah yang meninggal secara tidak wajar para leluhur sebelumnya pun mengalami hal yang serupa. Oleh sebab itu dilaksanakan upacara tau tibo dimana pada upacara tersebut dilakukan pencarian penyebab kematian jenazah. Dengan begitu selanjutnya bisa dilakukan rekonsiliasi untuk menyembuhkan dengan masa lalu. Apabila upacara tersebut dilakukan, maka ditakutkan akan terjadi hal-hal serupa pada keturunan berikutnya.
Demikianlah uraian singkat dari Kami mengenai ritual kematian di Suku Ngada. Dengan adanya budaya yang beragam di negara kita sudah sepatutnya kita sebagai warga negara yang baik ikut andil dalam menghormati serta melestarikan kebudayaan yang ada. Semoga dengan adanya uraian di atas dapat menambah wawasan anda dan mengenal lebih dekat dengan Suku Ngada, Bajawa, Nusa Tenggara Timur.
Recent Comments