Nusa Tenggara Timur atau daerah yang dikenal dengan sebutan Pulau Komodo merupakan salah satu provinsi yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki berbagai jenis suku bangsa. Oleh sebab itu, Nusa Tenggara Timur memiliki berbagai macam budaya, salah satunya adalah pakaian adatnya.
Bentuk kekayaan budaya yang dimiliki oleh NTT dibuktikan dengan banyaknya jenis pakaian adat NTT dari setiap suku yang ada. Untuk mengetahui nama-nama pakaian adat NTT selengkapnya, mari simak penjelasannya kami berikut ini:
1. Pakaian Adat Suku Sumba
Suku Sumba mendiami pulau Sumba yaitu salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Indonesia yang sangat terkenal akan keindahan alam, adat istiadat serta budayanya. Pakaian adat suku Sumba pria dikenal dengan Hinggi. Dalam pemakaiannya. Hinggi yang dikenakan terdiri dari dua lembar yaitu Hinggi Kawuru dan Hinggi Kombu.

Bagi para wanita dikenal dengan nama Lau. Lau terdiri dari berbagai jenis diantaranya Lau Kawuru, Lau Mutikau, Lau Pahudu, dan Lau Pahudu Kiku. Apabila anda berminat ingin memesan Hinggi dan Lau dapat menggunakan kemasan kardus setelah dibungkus dengan plastik agar aman saat pengiriman barang, apalagi dalam wilayah jarak jauh.
2. Pakaian Adat Suku Sikka
Suku sika adalah kumpulan suatu masyarakat adat yang mendiami salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan asal daerah orang sikka adalah dari kecamatan bola, lela, maumere dan kewapante yang ada di pulau Flores. Suku ini sendiri diperkirakan berjumlah 350.000 orang hingga saat ini.
Berbeda halnya dengan produsen konveksi jersey yang menggunakan bahan bahan modern dalam pembuatannya. Justru kerajinan asal Sikka mempunyai keunikan tersendiri dalam proses pembuatan pakaian tradisional yaitu tenun ikat. Motif tenun ikat sendiri biasanya menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan sebagai alat pewarnaannya.
3. Pakaian Adat Suku Lio
suku Lio adalah manusia pertama di wilayah Ende Lio. Suku Lio di desa Wolotolo dipimpin oleh empat Mosalaki (kepala suku) dan tujuh Kopo Kasa (wakil kepala suku). Kepala suku dan Kopo Kasa memegang peranannya masing-masing sesuai dengan tugas yang diamanatkan turun temurun dari nenek moyang sebelumnya.
Suku Lio juga memiliki kain tenun sendiri yang menjadi bagian dari pakaian adatnya yakni tenun ikat Patola. tenun ikat Patola, yaitu kain tenun yang biasanya khusus dibuat untuk kalangan kepala suku dan kerabat kerajaan. Ciri khas motif kain patola biasanya berupa daun, dahan, ranting, biawak dan manusia, ukurannya kecil dengan bentuk geometris yang disusun membentuk jalur-jalur kecil berwarna merah.
4. Pakaian Adat Suku Rote
Suku Rote adalah sebuah suku yang menurut sejarahnya pernah bermigrasi dari Pulau Seram, Maluku dan sekarang menjadi penduduk asli dari Pulau Rote. Tetapi, suku ini juga mendiami beberapa pulau lain di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulau Nuse, Pulau Heliana, Pulau Manuk, Pulau Landu, dan lainnya.

Dikutip dari buku Pakaian Tradisional Asean (1991), pakaian adat Rote terdiri dari sarung dengan bahan katun berwarna dasar hitam dan bermotif bunga serta geometris. Keunikan pakaian adat suku Rote yang menggunakan kain tenun tampak dari bentuk ti’i Langga atau topi pada pakaian adat tersebut yang mana bisa dijadikan sebagai cinderamata khas Labuan Bajo.
5. Pakaian Adat Suku Dawan
Kota Kupang terdiri dari berbagai suku. Salah satunya adalah suku Dawan Marga Tauho Amanuban, kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi nusa tenggara timur (NTT). Suku Dawan sering disebut juga orang Tauho atau orang Atoni Peh Meto. Biasanya orang Atoni lebih sering hidup di daerah pedalaman.
Amarasi adalah pakaian adat NTT yang berasal dari Suku Dawan yang berupa kain tenun ikat yang bermotif khas dan baju bodo. Baju bodo ini biasanya memiliki warna yang cerah, seperti kuning, pink muda, dan lain sebagainya. Pemakaian amarasi untuk laki – laki sama dengan untuk perempuan. Hanya saja pemakaian aksesorisnya yang berbeda.
6. Pakaian Adat Suku Manggarai
Suku Manggarai adalah sebuah suku bangsa yang mendiami bagian barat pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku Manggarai tersebar di tiga kabupaten di provinsi tersebut, yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.
Kain songket, Pakaian adat suku manggarai yang kental akan makna filosofis, pakaian yang wajib dikenakan oleh para wanita di sana. Cara memakainya hampir sama dengan sarung, namun ada beberapa bagian yang harus menghadap ke depan.
7. Pakaian Adat Suku Helong
Suku ini merupakan penduduk asli Pulau Timor yang sekarang banyak menempati Kupang Tengah dan Barat. Beberapa lainnya bisa ditemukan di Pulau Flores dan Semau.
Baju adat NTT yang dimiliki suku Helong terdiri dari dua jenis. Yang pertama baju adat khusus laki-laki berupa selimut besar yang diikat pada bagian pinggang untuk bawahan, baju bodo atau kemeja, destar untuk ikat kepala dan habas atau kalung. Sedangkan pakaian adat NTT suku Helong khusus perempuan berupa kebaya, kemben, perhiasan kepala berbentuk bulan sabit.
8. Pakaian Adat Suku Sabu
Suku Sabu, dikenal juga sebagai Savu, Sawu, atau Hawu di di kampung Namata, Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Baju adat khas suku sabu untuk pria adalah kemeja putih dengan lengan panjang, selendang dan bawahan.

Selendang yang digunakan adalah sarung tenun yang diselempangkan pada bagian bahu. Sedangkan untuk baju adat suku sabu khusus wanita berupa kebaya dan kain tenun. Kain tenun atau pending ini merupakan sarung yang diikat dipinggang.
9. Pakaian Adat Suku Abui
Suku Abui adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Abui sendiri menyebut diri mereka sebagai Abui laku yang artinya adalah ‘orang pegunungan’. Hal ini merujuk pada wilayah kediaman suku Abui yang berada di kawasan pegunungan.
Selain kehidupannya yang dikenal dekat dengan alam, suku ini memiliki keunikan berupa kain tenun yang dibuat dengan alat tradisional. Pakaian tradisional tersebut berupa kain sarung dan kain tenun yang mereka buat sendiri. Kain tersebut biasanya digunakan untuk kegiatan kegiatan kegiatan adat seperti tari dan lainnya.
10. Pakaian Adat Suku Kabola
Suku Kabola adalah salah satu sub suku yang ada di pulau Alor. Mereka mendiami kampung tradisional Monbang yang merupakan perkampungan asli suku ini. Berbeda dengan suku-suku lainnya, suku Kabola memiliki keunikan pada pakaian tradisionalnya yang terbuat dari kulit kayu.
Pakaian kulit kayu ini berasal dari pohon kayu Ka. Dibutuhkan setidaknya satu batang pohon kayu Ka untuk membuat satu pakaian orang dewasa. Bagi kaum perempuan, pakaian kulit kayu ini berupa baju terusan tanpa lengan, sementara untuk pria pakaian kulit kayu hanya sebagai bawahan sedangkan bagian atas bertelanjang dada.
Itulah beberapa penjelasan mengenai pakaian adat yang ada di nusa tenggara timur. Semoga dapat bermanfaat bagi anda, dan harapannya agar pakaian adat dapat terjaga terus kelestariannya.
Recent Comments