Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang menjadi satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal umumnya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui cerita dari mulut ke mulut. Dan kali ini kita akan mengulas seputar kearifan lokal yang ada di sejumlah desa wisata Labuan Bajo di pulau yang konon memiliki julukan sebagai gerbang surga.

Desa Wisata Labuan Bajo

Kearifan lokal memang sudah menjadi semacam harta karunnya Indonesia. Kearifan lokal menggenapi sekian banyak keragaman yang dimiliki Indonesia. Mulai dari keragaman pulau, keragaman bahasa, keragaman suku, adat, dan tak terkecuali keragaman budaya sebagi bagian dari kearifan lokal yang disebagian daerah masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah di Labuan Bajo.

Keragaman serta kelestarian budaya sebagai bagian dari kearifan lokal yang bisa kita temui di Lombok adalah di antara bukti masih eksisnya kearifan lokal Indonesia. Di antara instrumen dari kearifan lokal itu sendiri adalah keberadaan sejumlah desa adat atau desa wisata asli pulau tersebut, atau dalam hal ini Labuan Bajo.

Desa Wae Rebo

Desa Wae Rebo adalah salah satu kampung wisata Indonesia. Desa Wae Rebo tentu saja masuk ke dalam wisata alam yang disuguhkan oleh surga dari Indonesia Timur yang sangat populer untuk dijadikan tujuan wisata turis hingga turis mancanegara. Desa ini bisa menjadi lokasi yang tepat yang mana anda masih sangat bisa untuk menghirup udara pegunungan di sebuah pedesaan terpencil dan asri yang sejuk berlokasi di Flores tepatnya di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Suguhan fajar sempurna di Desa Wae Rebo. Sumber : nativeindonesia.com
Suguhan fajar sempurna di Desa Wae Rebo. Sumber : nativeindonesia.com

Jika Anda bertolak menggunakan pesawat, maka Anda dapat turun di bandara terdekat atau disarankan turun di Denpasar untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal Feri dengan jarak tempuh perjalanan selama kurang lebih 4 sampai 5 jam ke Nusa Tenggara Timur. Sebelum lengsung melanjutkan perjalann ke tempat tujuan, selama di Bali Anda juga masih bisa untuk mengunjungi beberapa tempat atau destinasi Bali terdekat.

Jika telah sampai, Anda masih perlu melanjutkan perjalanan dari Labuan Bajo ke Denge sejauh kurang lebih 2 hingga 3 jam lalu dilanjut ke Wae Rebo di lembah pegunungan dengan berjalan kaki sejauh 4 jam dan melewati sungai kemudian barulah Anda akan sampai di Wae Rebo Labuan Bajo.

Benar-benar perjalanan yang tidak sederhana. Namun perjuangan Anda akan terbayar sesampainya di tujuan. Bahkan jika Anda pandai menikmati perjalanan, perjuangan Anda bisa jadi terbayar hanya dengan mengamati suasana dan pemandangan selama dalam perjalanan. Jika masih belum terbayar, masih ada alternatif terakhir, yaitu mengakhiri wisata dengan berbelanja oleh-oleh khas Labuan Bajo.

Wae Rebo tentu saja memiliki sejumlah rumah adat yang berbentuk unik. Yaitu berbentuk kerucut yang hampir tidak ditemukan di rumah-rumah adat lainnya di Indonesia. Rumah ini terdiri dari lima lantai dan banyak ruangan. Setiap lantai memiliki fungsinya masing-masing seperti tempat berkumpul, menyimpan bahan makanan, beribadah dan fungsi lainnya. Dengan bentuk yang khas, rumah ini jelas memiliki makna tersendiri. Di mana suku ini membuat rumah berdasarkan cara hidup yang mereka yakini. Meski tanpa sentuhan jasa las rumah-rumah adat umumnya memiliki kekohan yang tidak perlu diragukan lagi. Berbeda dengan umumnya perumahan di kota-kota.

Desa Cancar

Desa Cancar juga merupakan salah satu desa wisata yang ada di Labuan Bajo. Sebagaiman desa-desa wisata pada umumnya, Desa Cancar juga menyajikan keunikan tersendiri yang bisa kita lihat pada sejumlah ciri khas di desa yang satu ini. Desa Cancar ini bisa kita temukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya terletak di kecamatan Ruteng Manggarai, Cancar.

Persawahan di desa Cancar, sudah mirip jaring lama-laba? Sumber : travel.detik.com
Persawahan di desa Cancar, sudah mirip jaring lama-laba? Sumber : travel.detik.com

Jika Anda tumbuh di lingkungan pedesaan, Anda akan sangat familiar dengan suasana Desa Cancar. Yang mana Anda akan menyaksikan sebagian masyarakatnya bekerja sebagai petani. Tidak seperti persawahan pada umumnya, bentuk persawahan di desa ini memiliki keunikan tersendiri. Yang mana bentuk sawah di sini hampir menyerupai jaring pada laba–laba atau pada masyarakat Cancar disebut lodok. Namun jika Anda beertolak dari lingkungan perkotaaan, pemandangaan seperti ini akan meninggalkan kesan tersendiri bagi Anda, Sebab banyak hal semisal rumah-rumah adat yang memiliki desain bangunan dan interior ruangan yang sangat khas.

Desa Bena

Desa Bena di Bajawa adalah juga termasuk desa wisata yang bisa Anda temui di Labuan Bajo. Budaya desa ini masih cukup kental di tengah-tengah penduduknya. Mulai dari bentuk rumah, upacara-upacara hingga mata pencaharian sehari-hari. Selain, desa Bena Labuan Bajo ini juga terkenal karena statusnya sebagai pedesaan peninggalan jaman megalitikum tepatnya di Desa Tiwuriwu, Aimere tidak jauh dari Bajawa di Kabupaten Ngada.

Desa Bena Nusa Tenggara Timur. Sumber : Google.com
Desa Bena Nusa Tenggara Timur. Sumber : Google.com

Nusa Tenggara Timur yang dikenal sebagai surganya para pecinta alam, keanekargaman hayati dan kedamaian dengan suguhan surga dunia yang membentang dari udara, darat sampai dengan dasar lautnya merupakan impian banyak orang hingga mampu menarik perhatian turis mancanegara oleh sebab pesona alam dan sejuta keanekaragaman hayati yang masih eksis dan ditawarkan oleh salah satu tempat romantis dari propinsi paling eksotis di Indonesia Timur ini.

Yang juga perlu Anda tahu adalah hingga saat ini, desa Bena termasuk desa yang belum begitu terjamah oleh teknologi. hal ini memang dkarenakan kemauan warga sendiri yang ingin meneruskan dan melestarikan budaya nenek moyang dengan berladang dan bertenun serta menjadi nominasi sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO sejak 1995.

Desa Liang Ndara

Flores juga masih menyimpan kejutan bagi para wisatawan dengan keberadaan masyarakat desa Liang Ndara di Manggarai Barat berikut segala macam kelestarian dan kearifan lokal dari desa ini, yang mampu menjadi daya tarik wisatawan lokal dan asing untuk mengisi masa liburan.

Menikmati Tarian Caci di Desa Wisata Liang Ndara. Sumber : travel.detik.com
Menikmati Tarian Caci di Desa Wisata Liang Ndara. Sumber : travel.detik.com

Pesona alam Flores memang selalu menjanjikan bagi pengunjung baik dari sisi keunikan meupun keindahan yang disajikan dalam wujud arti dan nilai kearifan lokalnya. Di antaranya Anda bisa mendatangi Desa Wisata Liang Ndara ini yang berada di Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Desa ini terletak berdekatan dengan hutan Mbeliling yang merupakan habitat bagi empat jenis burung endemik Flores. Tidak hanya itu, beberapa mata air yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat di Labuan Bajo juga bisa Anda temui di hutan yang sama. Oleh karena itu sajian di desa yang satu ini benar-benar menjanjikan kepuasan dahaga berwisata.

Kampung Melo Labuan Bajo

Desa wisata yang terakhir meskipun sebetulnya masih ada beberapa beberapa yang lain adalah desa Melo Labuan Bajo yang terkenal dengan wisata pantainya yang menakjubkan. Di desa ini terdapat pulau komodo yang menjadi salah satu warisan dunia dan tidak pernah sepi pengunjung. Wisata pulau yang menakjubkan ini memiliki aneka pilihan termasuk kebudayaan dan kuliner dengan interior dapur tradisional tentunya.

Tarain tradisional Kampung Melo. Sumber : womensobsession.com
Tarain tradisional Kampung Melo. Sumber : womensobsession.com

Kampung Melo Labuan Bajo ini juga merupakan salah satu daerah asli yang menyimpan daya tarik tersendiri. Kebudayaan dan suasananya yang khas menjadikan kampung ini sebagai salah satu dalam paket wisata Labuan Bajo yang populer. Bagaimana tidak, kampung yang satu ini menjanjikan wisata alam yang eksotis dengan pemandangan dataran tinngginya yang memukau di ketinggian 624 meter di atas permukaan laut.

Selain pemandangan dataran tinggi yang memanjakan mata, Anda juga bisa menjumpai berbagai macam wisata budaya yang tak kalah menariknya bagi pengunjung. Mulai dari berbagai macam tarian seperti tarian caci yang merupakan tarian khas anggarai dengan diperankan oleh kaum pria asli dari kampung ini. Tarian tentu saja memiliki nilai filosofi, yakni sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan sebagai Sang Pencipta semesta.

Bicara obyek wisata memang tidak akan ada habisnya. Sebab ada begitu banyak alternatif wisata yang memungkinkan kita coba. Untuk itu pastikan obyek wisata yang ingin Anda tuju memang masuk dalam obyek wisata prioritas dan recomended. Hal ini agar momen liburan yang notabene momoen langkah bisa diisi seoptimal dan seberkesan mungkin.

Mudah-mudahan ulasan desa wisata Labuan Bajo ini bisa membantu Anda dalam memilih tempat wisata di Labuan Bajo yang Anda impikan. Share ulasan ini dan nantikan juga ulasan-ulasan menarik lainnya. Sekian dan terima kasih.